ADVANCE/DECLINE RATIO

Ringkasan
ADVANCE/DECLINE RATIO (“A/D Ratio”) menunjukkan rasio antara jumlah saham yang harganya naik dan jumlah saham yang harganya turun.

Penjelasan
ADVANCE/DECLINE RATIO mirip dengan Advacing-Declining Issues di mana indicator-indikator ini menalpilkan kekuatan psara. Bedanya, Advancing Declining Issues mengurangi jumlah saham yang harganya naik/turun, sedangkan ADVANCE/DECLINE RATIO membagi jumlah saham yang harga naik/turun. Keuntungan dari ADVANCE/DECLINE RATIO adalah hasilnya tetap konstan tidak peduli jumlah saham yang diperdagangkan di pasar saham (yang selalu naik).
Moving average dari ADVANCE/DECLINE RATIO sering digunakan sebagai indicator yang menunjukkan tingkat “overbought atau tingkat oversold. Semakin tinggi nilainya, semakin berbelih tingkat pembeliannya sehingga semakin mungkin terjadi koreksi (yaitu, penjualan). Sebaliknya semakin rendah nilainya, semakin berlebihan tingkat penjualannya, sehingga semakin mungkin terjadi koreksi (yaitu rally atau pembelian).
Namun demikian, pasar yang tampak overbought atau oversold, mungkin akan tetap berada pada tingkat tersebut untuk beberapa waktu. Jika Anda melakukan perdagangan dengan menggunakan indicator overbought/oversold, adalah bijaksana untuk menunggu harga mengkonfirmasi kepercayaan Anda bahwa perubahan bakal terjadi sebelum Anda melakukan perdagangan.
Fluktuasi hari ke hari dari ADVANCE/DECLINE RATIO seirng dieliminasi dengan pemulusan rasio dengan moving average.

Contoh
Grafik ini menunjukkan S&P 500 dan moving average untuk 15 hari dari ADVANCE/DECLINE RATIO.



Anda dapat melihat harga bergerak turun setelah memasuki tingkat oversould diatas 1.25 (tanda “sell”) dan harga mulai rally (bergerak naik) setelah memasuki tingkat oversold di bawah 0.90 (tanda “buy”)

Perhitungan
ADVANCE/DECLINE RATIO dihitung dengan membagi jumlah saham yang harganya naik dengan jumlah saham yang harganya turun.



Tabel 3 menunjukkan perhitungan ADVANCE/DECLINE RATIO.

ADVANCE/DECLINE LINE

Ringkasan
Advance/Decline Line (“A/D Line”) adalah indicator kekuatan pasar yang paling uas digunakan. Indikator ini adalah jumlah kumulatif dari indicator Advancing-Declining Issue. Jika dibandingkan dengan gerakan indek pasar, misalnya Dow dan S&P 500 dan lainnya, A/D line telah terbukti mampu mengukur kekuatan pasar secara efektif.

Penjelasan
A/D Line berguna untuk mengukur kekuatan pasar secara menyeluruh, Ketika ada lebih banyak saham yang naik, A/D line bergerak naik; ketika ada lebih banyak saham yang turun, A/D line bergerak turun.
Banyak investor merasa bahwa A/D line menunjukkan kekuatan pasar secara lebih baik daripada indeks yang biasa digunakan, misalnya DOW atau S&P 500 Index. Dengan mempelajari tren A/D Line, Anda dapat melihat jika pasar dalam tren naik atau turun dan berapa lama tren tersebut sudah berlangsung.
Cara lain untuk menggunakan A/D line adalah melihat penyimpangan antara DJIA (atau Indeks yang lain) dan A/D Line. Sering, akhir dari pasar bullish dapat dilihat ketika A/D Line mulai berbalik arah, sedang DJIA masih berusaha untuk membuat harga tertinggi baru. Secara histories, ketika penyimpangan terjadi antar DJIA dan A/D Line, DJIA kemudian terkoreksi dan bergerak searah dengan A/D Line.
Analogi militer yang sering digunakn ketika membahas hubungan DJIA dan A/D Line adalah sebagai berikut: masalah akan dating ketika para jendral memimpin (yaitu DJIA membuat harga tertinggi baru) tetapi para prajurit menolak untuk mengikutinya (yaitu A/D Line gagal membuat harga tertinggi baru).

Contoh
Grafik dibawah menunjukkan DJIA dan A/D Line.
DJIA membuat tertinggi baru selama 12 bulan sebelum peristiwa “big crash” pada tahun 1987. Selama periode yang sama A/D Line gagal mencapai harga tertinggi baru. Jenis penyimpangan ini, dimana para “jendral” memimpin dan para “prajurit” menolak untuk mengikutinya, akhirnya menghasilkan para “jendral” tersebut mundur kalah seperti yang terjadi peristiwa “big crash” pada tahun 1987.



Perhitungan
A/D Line dihitung dengan mengurangi jumlah saham yang harganya turun dari jumlah saham yang harganya naik, dan kemudian menambahakn hasilnya ke jumlah kumulatif.

Tabel di bawah menunjukkan perhitungan A/D Line.




Karena A/D Line selalu mulai dari nol, nilai numeric dari A/D Line tidak terlalu penting, yang paling penting adalah kemiringan dan pola dari A/D Line.

ACCUMULATION SWING INDEX

Ringkasan
Accumulation Swing Index adalah jumlah kumulatif dari Swing Index. Accumulation Swing Index disusun oleh Welles Wilder.

Penjelasan
Wilder mengatakan, “Di antara harga pembuka, tertinggi, terendah dan penutup, terletak garis phantom yang merupan pasar riel. “Accumulation Swing Index berfungsi untuk menunjukan garis phantom ini. Karena Acumulation Swing Index berusaha menunjukkan pasar riil, index ini akan secara dekat akanmenyerupai harga itu sendiri. Hal ini memnungkin Anda menggunakan analisa dukungan/tahanan pada indeks ini. Analisa dapat meliputi pencarian breakout, harga tertinggi baru, harga terendah baru dan penyimpangan.
Wilder mencatat karakteristik Accumulation Swing Index sebagai berikut
• Menyediakan nilai yang mengkuantifikasi gerakan harga.
• Mendefinisikan nilai gerakan jangka pendek.
• Memotong melalui harga tertinggi, terendah dan penutup dan menunjukkan kekuatan dan arah pasar yang sesungguhnya.

Contoh
Grafik dibawa menunjukkan Corn dan Accumulation Swing Index-nya.
Anda dapat melihat bahwa breakout dari garis tren harga “A” dan “B” dikonfirmasi oleh breakout dari garis tren Accumulation Swing Index di “A” dan “B”



Perhitungan
Accumulation Swing Index adalah jumlah kumulatif dari Swing Index. Swing Index dan Accumulation Swing Index memerlukan harga-harga pembuka.
Perhitungan selengkapan dari Swing Index dapat Anda baca dalam bukunya Wilder “New Concept In Technical Trading Systems.”

ACCUMULATION/DISTRIBUTION

Ringkasan
Accumulation/distribution adalah indicator momentum berhubungan dengan perubahan dalam harag dan volume. Indikator ini didasarkan pada asumsi bawah semakin tinggi volume yang menyertai suatu gerakan harga, semakin berarti gerakan harga tersebut.

Penjelasan
Accumulation/Distribution adalah variaasi dari indicator On Balance Volume. Indikator-indikator ini berfungsi untuk mengkonfirmasi perubahan harga dengan membandingkan volume yang menyertai perubahan harga tersebut.
Jika Accumulation/Distribution naik, ini menunjukkan volume securitas sedang dikumpulkan, karena sebagian besar volume berhubungan dengan gerakan harga ke atas. Jika indicator turun, ini menunjukkan bahwa sekuritas sedang didistribusikan, karena sebagian besar volume berhubungan dengan gerakan harga ke bawah.
Penyimpangan antara Accumulation/Distribution dan harga sekuritas menunjukkan bahwa perubahan harga bakal terjadi. Ketika penyimpangan betul-betul terjadi, harga umumnya berubah untuk mengkonfirmasi apa yang telah ditunjukkan oleh indicator ini. Sebagai contoh, jika indicator bergerak naik dan harga sekuritas bergerak turun, maka harga sekuritas akan berbalik bergerak naik untuk mengkonfirmasi apa yang telah ditunjukkan oleh indicator ini.

Contoh
Grafik berikut ini menunjukkan Battle Mountain Gold dan Accumulation/Distribution-nya.



Harga Battle Mountain Gold naik mencapai harga tertinggi baru di akhir Juli semnetara indicator justru turun. Harga kemduian terkoreksi untuk mengkonfirmasi apa yang telah ditunjukkan oleh indicator.

Perhitungan
Volume setiap hari ditambahkan atau dikurangi dari jumlah kumulatif. Semakin dekat harga penutupan ke harga tertinggi pada hari tersebut, semakin banyak volume yang ditambahakn ke jumlah kumulatif. Semakin dekat harga penutup ke harga terendah pada hari tersebut, semakin banyak volume yang dikurangi dari jumlah kumulatif. Jika harga penutup terletak persis di antara harga tertinggi dan harga terendah, jika ada yang ditambahkan ke jumlah kumulatif.

ABSOLUTE BREADTH INDEX

ABI adalah indicator momentum pasar yang disusun oleh NormanG Fosback. ABI menunjukkan tingkat aktivitas, volatilitas dan perubahan yang terjadi di New York Exchane sementara mengabaikan arah gerakan harga.

Penjelasan
Anda dapat melihatABI sebagi “activity index”.Nilai yang tinggi menunjukkan tinggi tingkat aktivitas dan perubahan yang terjadi di pasar. Sedangakn nilai yang rendah menunjukkan rendahnya tingkat aktivitas dan perubahan yang terjadi dalam pasar.
Dalam buku karangan Fosback “Stock Market Logic”, dia menunjukkan bahwa secara histories nilai yang tinggi mengarahkan ke harga yang lebih tinggi dalam waktu tiga sampai dua belas bulan kemudian. Fosback menemukan variasi indicator ABI yang sangat handal, yaitu dengan membagi ABI mingguan dengan total jumlah saham yang diperdagangkan. Kemudian, menghitung MA untuk 10 minggu dari nilai ini. Nilai di atas 40% dianggap sangat bullish, nilai di bawah 15% dianggap sangat bearish.

Contoh
Grafik berikut ini menunjukkan S&P 500 dan MA untuk 5 minggu dari ABI.



Rally (pembelian secara kontinyu) yang kuat terjadi setiap kali MA ABI naik diatas 310.

Perhitungan
ABI dihitung dengan mengambil nilai mutlak dari perbedaan antara Advancing Issue NYSE dengan Declining Issue NYSE.




Nilai mutlak (yaitu,nilai absolute – ABS) adalah nilai yang tidak mempedulikan tandanya, positif atau negative. Sebagai contoh nilai mutlak dari -100 adalah 100, nilai mutlkan dari +100 adalah 100.

ELEMEN WAKTU

Banyak dari alat-alat analisa teknikal memusatkan perhatian pada perubahan harga selama suatu jangka waktu. Pertimbangkan adanya elemen waktu dalam grafik-grafik berikut ini, dimana sekuritas naik dari $25 kesekitar $45.
Gambar dibawah menunjukkan harga MERCK naik secara konsisten selama jangka waktu 12 bulan. Grafik dibawah ini menunjukkan secara terus menerus menegaskan kembali gerakan naik dari harga sekuritas tersebut.





Gambar diatas, harga DISNEY bergerak dari $24 ke sekitar $45, tetapi ini terjadi dalam dua gerakan yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa ada dua saat di mana investor percaya bahwa sekuritas akan bergerak naik. Setelah pertempuran antara panawaran dan permintaan, investor memerlukan waktu untuk menerima harga baru tersebut. Setelah itu, investor siap kembali menggerakkan harga sekuritas menjadi lebih tinggi lagi.
Berhenti setelah kenaikkan yang cepat adalah fenomena umum, Karena investor memerlukan waktu untuk menerima harga baru. Apa yang saat ini tampak mahal suatu hari dapat menjadi murah – sementara investor mempunyai harapan baru.
Ini adalah aspek menarik dari grafik point & figure, karena grafik ini secara total mengabaikan jangka waktu dan Cuma menampilkan perubahan harga.

Contoh pendekatan
Ada banyak alat-alat analisa teknikal, bagian paling sulit adalah memutuskan alat yang mana yang akan Anda gunakan. Berikut ini adalah pendekatan yang dapat Anda coba;

1. Periksa kondisi pasar secara menyeluruh.
Jika Anda memperdagangkan sekuritas yang mempunyai dasar saham, periksa tren suku bunga, tren di pasar saham dan sentiment investor (misalnya dari berita). Tujuannya adalah memerika tren pasar secara menyeluruh.

2. Pilih sekuritas yang ingin Anda perdagangkan.
Penulis menyarankan Anda memilih sekuritas dari bisnis atau industri yang Anda kenal. Atau jiak Anda menggunakan jasa seorang Financial Advisor, Anda dapat meminta rekomendasi darinya.

3. Periksa tren sekuritas secara menyeluruh.
Lihat MA 200 (39 minggu)-nya. Anda akan menemukan kesempatan membeli yang terbaik ketika sekuritas baru bergerak naik di atas moving average jangka panjang ini.

4. Pilih “entry point” (titik masuk)
Dengan menggunakan indicator-indikator favorit, Anda dapat memutuskan untuk membli atau menjual. Ingat, Anda semestinya mengambil posisi jika keputusan tersebut cocok dengan kondisi pasar secara menyeluruh.

Banyak dari sukses Anda dalam analisa teknikal akan dating dari pengalaman. Tujuan Anda semestinya bukan menemukan rahasia dari analisa tenikal, tapi mengurangi resiko(misalnya mengambil posisi yang cocok dengan tren pasar secara menyeluruh) dan memanfaatkan kesempatan (misalnya menggunakan indicator favorit untuk memilih waktu yang terbaik). Sementara Anda mendapatkan pengalaman. Anda akan semakin terlatih dalam membuat keputusan investasi.

JANGKA WAKTU

Tidak peduli jangka waktu dari data dalam grafik, misalnya setiap jam, minggu, bulan atau lainnya, prinsip dasar dari analisa teknikal tetap berlaku. Perhatikan grafik SWAIS FRANC yang ditunjukkan gambar di bawah.
Secara umum, semakin pendek jangka waktunya, semakin sulit memprediksi dan mengambil keuntungan darti perubahan harga. Ini terjadi karena Anda mempunyai sedikit data dan sedikit waktu untuk membuat keputusan yang benar.





LINE STUDIES

Line studies adalah analisa teknikal yang berisi garis-garis yang digambar diatas harga sekurittas dan atau indicator-indikator sekuritas (ini mencakup dukungan, tahanan dan garis-garis tren yang sudah dijelaskan sebelumnya).
Gambardibawah menunjukkan beberapa line studies,misalnya Fibonacci Arcs, Speed Resistence Lines, dan Fibonacci Retracements.

INDIKATOR-INDIKATOR PASAR

Alat-alat analisa teknikal dalam bagian ini dihitung dengan menggunakan elemen-elemen dalam harga sekuritas, yaitu harga tertinggi, terendah, penutupan, volume dan lainnya. Ada alat-alat analisa teknikal yang disusun untuk mengukur perubahan dalam suatu pasar secara keseluruhan. Alat-alat ini disebut sebagai indicator-indikator pasar, karena mereka mengukur seluruh pasar, tidak cuma satu sekuritas. Indikator-indikator pasar umumya digunakan untuk menganalisis pasar saham, tetapi mereka dapat juga digunakan utuk menganalisa pasar-pasar yang lain, misalnya forex dan futures.
Sementara data yang tersedia untuk satu sekuritas terbatas pada data harga tertinggi, terendah, penutupan, volume dan sedikit laporan keuangan, data yang tersedia untuk seluruh pasar mencakup data yang lebih lengkap misalnya jumlah saham yang membuat harga tertinggi yang baru, jumlah saham yang harganya naik, volume saham yang harganya naik dan lainya.
Indikator-indikator pasar mempertajam analisa teknikal,karena mereka mancakup lebih banyak informasi daripada harga dan volume. Cara yang seharusnya digunakan adalah menggunakan indicator-indikator pasar untuk melihat arah gerakan pasar secara keseluruhan dan kemudian menggunakan indicator-indikator harga/volume untuk memperhitungkan saat yang tepat untuk membeli atau menjual suatu sekuritas. Pepatahnya adalah “semua perahu naik ketika golombang sedang naik” maka jauh lebih aman unuk membeli saham ketika pasar sedang naik.

Tiga kategori untuk indicator-indikator pasar.
Indikator-indikator pasar jatuh dalam tiga kategori, yaitu
- moneter
- sentiment
- momentum

Indikator-indikator moneter mengacu pada data moneter misalnya suku bunga. Mereka membantu Anda menghitung situasi ekonomi dimana bisnis beroperasi. Faktor-faktor eksternal ini secara langsung mempengaruhi operasi bisnis dan harga sahamnya.
Beberapa contoh dari indicator-indikator moneter adalah suku bunga, jumlah peredaran uang, hutang konsumen dan bisnis dan tingkat inflasi.
Indikator-indikator sentiment mengacu pada harapan investor, sering sebelum harapan tersebut muncul (atau dapat diamati) dalam harga. Dalam satu sekuritas, harga erring menjadi satu satunya ukuran sentiment investor yang tersedia. Tetapi dalam pasar yang besar, misalnya New York Stock Exchange, ada lebih banyak ukuran sentiment investor yang tersedia. Ini termasuk volume perdagangan “odd lot” (volume perdagangan kecil yang dilakukan oleh kelompok investor kecil), rasio put/call(perbandingan jumlah pembelian put/call), biaya premium untuk stock index futures, rasio jumlah investor yang bullish vs bearish dan lainnya.
Investor “contratian”(yaitu investor yang membuat keputusan yang berlawanan dengan mayoritas investor lain dalam pasar)menggunakan indicator-indikator sentiment untuk mengukur bagaimana mayoritas investor dalam pasar mengharapkan apa yang bakal terjadi; mereka kemudian membuat keputusan yang sebaliknya. Dasar logikanya, jika mayoritas investor setuju bahwa harga akan naik, maka tidak akan ada cukup investor yang tertinggal untuk menekan harga naik lebih tinggi lagi. Konsep ini terbukti dengan cukup baik, investor umumnya bullish ketika pasara berada di atas (ketiksa mereka semestinay menjual) dan bearish ketika pasar berada di bawah (ketika mereka semestinya membeli).
Kategori ketiga adalah indicator-indikator momentum yang berfungsi untuk mengindentifikai apa yang sedang dilakukan oleh suatu harga. Beberapa contoh dari indicator-indikator momentum adalah indicator-indikator harga/volume yang diterapkan pada berbagai indeks pasar (misalnya MACD), jumlah baru vs jumlah saham yang membuat harga terendah baru, jumlah saham yang harganya naik vs jumlah saham yang harganya turun, volume saham yang harganya naik vs volume saham yang harganya turun dan lainnya.
Dengan tiga macam indicator pasar tersebut, kita mempunyai cara untuk melihat:
- Situasi moneter, yaitu situasi eksternal yang mempengaruhi harga ekuritas (menunjukkan apa yang semetinya terjadi dengan harga sekurittas tersebut).
- Sentimen investor (menunjukkan apa yang diharapkan investor terhadap harga sekuritas tersebut).
- Mementum pasar (menunjukkan apa yang sedang terjadi dengan harga sekuritas tersebut).

Gambar dibawah menunjukkan suku bunga dan moving average untuk 50 minggu-nya. Tanda buy ditunjukkan ketika bunga turun di bawah moving acerage-nya (artinya suku bunga turun) dan sell ditunjukkan ketika duku bunga naik diatas moving average-nya (artinya suku bunga naik). Grafik ini menunjukkan hubungan erat antara harga saham dan suku bunga.





Gambar diatas menunjukkan moving average untuk 10 hari dari rasio put/call (indicator sentiment). Tanda buy setiap kali moving average naik di atas 85.0. Ini adalah tingkat dimana invetor bersikap berasih dan mengharapkan harga untuk turun. Anda dapat melihat bahwa setiap kali investor bersikap bearisdh, harga justru naik.

Gambar dibawah menunukkan moving average untuk 50 minggu dari S&P 500 (indicator momentum). Tanda buy ditampilkan ketika S&P naik di atas moving average-nya; tanda sell ditampilkan ketika S&P jatuh di bawah moving average-nya. Anda dapat melihat bagaimana indicator-indikator momentum ini menangkap setiap gerakan pasar yang cukup besar.





Gambar diatas menggabungkan grafik moneter dan grafik momentum sebelumnya. Grfik ditandai bullish ketika suku bunga turun di bawh moving average untuk 50 minggu-nya (ini berarti suku bunga sedang turun).
Garfik ini adalah contoh yang baik dari metafora roda keberuntungan. Anda tidakperlu mengetahui secara pasti dimana harga akan mengarah di masa depan;Anda cukup memperbaiki peluang keberuntungan Anda. Dalam grafik ini tidak dapat memberitahukan Anda di mana pasar akan berada dalam enam bulan yang akan dating. Namun demikian denganmengathui bahwa harga saham naik ketika suku bunga turun dan ketika S&P di atas moing average untuk 50 minggu-nya, dan dengan membatasi posisi long (beli) untuk perioode ketika kedua indicator ini bullish, Anda dapat secara dramatis menurunkan risiko dan meningkatkan kesempatan Anda untuk memperoleh keuntungan.

Penyimpangan (divergence)

Peyimpangan terjadi ketika tren harga tidak cocok dengan trend indicator. Grafik dalam gambar dibawah menunjukkan penyimpangan antara WHIRLPOOL dan indicator CCI(Commodity Channel Index) untuk 14 harinya. Whirlpool berhasil membuat harga tertinggi yang baru, tetapi ketika penyimpangan terjadi, harga umunya akan berubah arah untuk mengikuti (dan menegaskan) trend dari indicator seperti yang ditunjukkan gambar bawah. Ini terjadi Karena indicator mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam mengukur trend daripada harga itu sendiri.

Harga dalam fase naik/turun vs harga dalam fase perdagangan

Anda dapat menggunakan indicator-indikator lagging selama fase naik/turun dan indicator-indikator leading selama pasar dalam fase perdagangan. Cukup mudah untuk mengetahui apakah harga sedangan dalam fase naik/turun atau fase perdagangan. Tetapi sangat sulit untuk mengatahui apakah harga akan masuk dalam fase naik/turun atau fase perdanganan di masa depan (gambar bawah).

Indikator “leading” (mendahului) vs indicator “lagging” (menyusul)

Moving average dan MACD adalah contoh dari indicator-indikator lagging (menyusul), artinya indicator tampil setelah trend muncul (gambar bawah)



Indikator lagging berguna ketika harga bergerak dalam trend yang cukup panjang. Indikator ini tidak memperingatkan Anda tentang perubahan yang bakal terjadi, tetapi cuma memberitahukan apa yang sedang terjadi pada harga tersebut(yaitu naik atau turun) sehingga Anda dapat membuat keputusan investasi sesuai dengan fakta tersebut. Indikator yang tampil setelah trend muncul membuat Anda memebli dan jual pada saat yang terlambat. Sebagai upah dari keterlambatan ini, indicator-indikator ini mengurangi resiko dengan meletakkan Anda pada sisi yang benar didalam pasar.



Gambar diatas, indicator-indikator yang tampil setelah trend muncul tidak dapat berfungsi dengan baik di dalam pasar yang bergerak ke samping.
Kelompok indicator yang lain adalah indicator-indikator leading (mendahului), artinya indicator tampil sebelum trend muncul. Indikator ini membantu Anda menarik keuntungan dengan memprediksikan perubahan yang bakal terjadi. Indikator leading menyediakan keuntungan yang lebih besar, tetapi resiko yang lebih tinggi juga. Indikator-indikator leading dapat berfungsi dengan baik di dalam pasar yang bergerak ke sampng (atau fase perdagangan).
Indikator-indikator leading umumnya bekerja dengan mengukur tingkat overbought (terlalu banyak dibeli) dan tingkat oversold(terlalu banyak dijual). Ini dilakukan dengan anggapan bahwa pada tingkat overbought harga akan ditarik kembali ke tingkat yang wajar dan pada tingkat oversold harga akan diterik kembali ke tingkat yang wajar(gambar bawah).




Indikator apa yang ingin Anda gunakan leading atau legging,ini sepenuhnya adalah pilihan Anda. Sebagian besar investor lebih menyukai indicator-indokator yang mengikuti tren (lagging) daripada indicator-indikator yang memprediksikan trend (leading). Namun demikian, ada banyak investor yang menyukai indicator-indikator leading dan mencapai sukses dalam perdangannya.

MACD

MACD dihitung dengan mengurangi moving average untuk 26 hari dari moving average untuk 12 hari. Hasilnya adalah indicator yang berosilasi (bergerak atas bawah) diatas dan dibawah nilai nol.
Ketika MACD diatas nol, ini berarti moving average untuk 12 hari lebih tinggi dari moving average 26 hari. Ini berarti investor bersikap bullish karena harapan saat ini (yaitu, moving average untuk 12 hari) lebih tinggi daripada harapan sebleumnya (yaitu, moving average untuk 26 hari). Inii menunjukkan sikap bullish (atau naik dalam garis supply/demand). Ketika MACD jatuh di bawah nol, ini berarti moving average untuk 12 hari lebih rendah dari moving average untuk 26 hari. Ini berarti investor bersikap bearish karena harapan saat ini (yaitu moving average untuk 12 hari) lebih rendah dari pada harapan sebelumnya (yaitu, moving average untuk 26 hari). Ini menunjukkan sikap bearish (atau turun delam garis supply/demand).
Gambar bawah menunjukkan AUTOZONE dan MACD-nya. Tanda bullish ketika MACD berada di atas nol dan tnda bearish ketika MACD berada dibawah nol(moving average 12&26 hari grafik harga).





Grafik di atas menunjukkan indicator MACD (garis utuh) dan garis sinyalnya (garis putus-putus). Tanda buy diletakkkan ketika indicator MACD naik di atas garis sinyal, tanda sell diletakkan ketika indicator MACD jatuh di bawah garis sinyal.
Mari kita periksa logika di belakang moteode ini. MACD adalah perbedaan antara dua moving average. Ketika moving average jangka yang lebih pendek naik di atas moving average jangka yang lebih panjang (yaitu indicator MACD naik di atas nol), ini berarti harapan investor menjadi lebih bullish (yaitu, ada pergeserasan naik pada garis supply/demand). Dengan menggambar moving average untuk 9 hari dari MACD(bukan dari harga sekuritas), kita dapat melihat perubahan harapan (yitu, pergeseran pada garis supply/demand) sementara ini terjadi.

INDIKATOR-INDIKATOR

Indikator adalah perhitungan matematis yang diterapkan pada harga sekuritas dan atau volume perdagangan. Hasil perhitungan adalah nilai yang digunakan untuk mengantisipasi gerakan harga di masa depan.
Moving average adalah salah satu contoh dari indicator perhitungannya dapat diterapkan pada harga sekuritas untuk menghasilkan nilai yang dapat digunakan unuk mengantisipasi gerakan harga di masa depan.
Dalam bagian ini akan secara singkat menjelaskan satu indicator yang sangat pepuler, yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD)

Koreksi harga (traders’ remorse)

Moving averages often demonstrate traders' remorse. As shown in below, it is very common for a security to penetrate its long-term moving average, and then return to its average before continuing on its way.





Moving average sering menampilkan “traders’ remorse”. Seperti ditunjukkan dalam gambar bawah. Pada umumnya sebuah sekuritas menembus moving average jangka panjangnya, kemudian kembali ke harga rata-rata sebelumnya, kemudian kembali lagi meneruskan tren barunya.


Anda dapat juga menggunakan moving average untuk memuluskan data yang eratik. Grafik dalam gambar bawah menunjukkan saham yang membuat harga tertinggi baru (bagian atas) dan moving average untuk 10 minggu (bagian bawah). Perhatikan bagaimana moving average dapat memuluskan data yang eratik dan memudahkan Anda melihat tren sesungguhnya.

Keuntungan dari moving average

Merits
The merit of this type of moving average system (i.e., buying and selling when prices penetrate their moving average) is that you will always be on the "right" side of the market--prices cannot rise very much without the price rising above its average price. The disadvantage is that you will always buy and sell late. If the trend doesn't last for a significant period of time, typically twice the length of the moving average, you'll lose money.





Keuntungan dari moving average (yaitu, membeli dan menjual ketika harga menembus moving average). Adalah Anda akan selalu berada pada posisi yang “benar“ dalam pasar(karena harga tidak dapat naik terlalu jauh tanpa naik diatas harga rata-ratanya). Sebaliknya, kerugian dari moving average adalah Anda selalu membeli dan menjual pada saat terlambat. Jika tren tidak berlangsung dalam periode yang cukup lama, yaitu minimum dua kail panjang moving average, Anda akan kehilangan uang. Ini ditunjukkan dalam ambar dibawah, Anda memutuskan untuk menjual, tetapi dalam periode yang singkat harga bergerak naik ke atas.

Jangka waktu dalam moving average

Time periods in moving averages
"Buy" arrows were drawn on the chart in Figure 24 when Aflac's price rose above its 200-day moving average; "sell" arrows were drawn when Aflac's price fell below its 200-day moving average. (To simplify the chart, I did not label the brief periods where Aflac crossed its moving average for only a few days.)





Anak panah “Buy” (beli) ditunukkan dalam garfik dibawah ketika harga AFLAC naik di atas moving average untuk 200 hari-nya; anak panah “Sell”(jual) ditunukkan ketika harga turun di bawah moving average untuk 200 hari-nya.



Tren jangka panjang umumnya menggunakan moving average untuk 200 hari. Anda dapat menggunakan program computer untuk menghitung jumlah optimum darti jangka waktu yang bakal Anda gunakan. Dengan mengabaikan biaya komisi(biaya broker), keuntungan yang lebih tinggi dapat ditemukan dengan menggunakan moving average yang lebih pendek.

MOVING AVERAGE

Moving Averages
Moving averages are one of the oldest and most popular technical analysis tools. This chapter describes the basic calculation and interpretation of moving averages.
A moving average is the average price of a security at a given time. When calculating a moving average, you specify the time span to calculate the average price (e.g., 25 days).





Moving average adalah satu dari alat-alat dalam analisa teknikal yang paling tua dan paling popular. Bagian ini menjelaskan perhitungan dasar dan penjelasan dari moving average.
Moving average adalah harga rata-rata dari suatu securitas pada suatu saat. Untuk mengitung moving average, Anda menentukan jangka waktu untuk menghitung harga rata-rata (misal 25 hari).
Moving average “sederhana” dihitung dengan menjumlahkan harga-harga sekuritas untuk jangka waktu n terakhir dan membaginya dengan n. Sebagai contoh, menjumlahkan harga-harga penutup untuk jangka waktu 25 hari terakhir dan membaginya dengan 25. Hasil adalah harga rata-rata 25 hari terakhir. Perhitungan ini dilakukan untuk setiap periode waktu dalam grafik.
Perhatikan bawah moving average tidak dapat dihitung sampai Anda mempunyai data untuk jangka waktu n. Sebagai contoh Anda tidak dapat menghitung moving average untuk 25hari. Sampai Anda mempunyai data untuk jangka waktu 25hari.
Gambar dibawah menunjukkan moving average untuk 25 hari (denagn menggunakan harga penutup).


Karena moving average dalam grafik ini adalah harga rata-rata sekuritas untuk 25 hari, ini mencerminkan consensus harapan investor selama 25 hari terakhir. Jika harga sekuritas pada suatu saat lebih tinggi dari moving average-nya, ini berarti harapan investor pada saat tersebut lebih tinggi dari harapan mereka rata-rata selama 25hari terakhir(artinya, investor bersikap lebih bullish pada sekuritas tersebut). Sebaliknya,jika harga sekurita pada suatu saat lebih rendah dari moving average-nya,ini menjukkan harapan investor pada saat tersebut lebih rendah dari harapan mereka rata-rata selama 25hari terakhir (artinya, investor bersikap lebih bearish pada sekuritas tersebut).
Moving average berguna untuk mengamati perubahan harga. Investor umumnya membeli ketika harga sekuritas naik di atas moving average-nya dan menjual ketika harga turun di bawah moving average-nya.

KECENDERUNGAN/TREN

Trends
In the preceding section, we saw how support and resistance levels can be penetrated by a change in investor expectations (which results in shifts of the supply/demand lines). This type of a change is often abrupt and "news based."
In this section, we'll review "trends." A trend represents a consistent change in prices (i.e., a change in investor expectations). Trends differ from support/resistance levels in that trends represent change, whereas support/resistance levels represent barriers to change.





Tren
Dalam bagian yang lalu,kita melihat bagaimana tingkat dukungan/tahanan dapatdit4embus oleh perubahan harapan investor(yang menyebabkan pergeseran garis supply/demand). Perubahan seperti ini sering terjadi secara cepat dan “news base” (setelah tingkat dukungan/tahanan mencerminkan halangan terhadap perubahan.
Seperti gambar di bawah, tren ke atas didefinisikan oleh harga terendah yang lebih tinggi yang terjadi secara berurutan. Tren ke atas dapat dilihat sebagai tingkat dukungan yang meningkat (para pembeli memegang control sehingga menekan harga menjadi lebih tinggi).





Gambar diatas menunjukkan tren kebawah. Tren ke bawah didefinisikan oleh harga tertinggi yang terjadi secara berurutan. Tren ke bawah dapat dilihat sebagai tingkat tahanan yang menurun (para penjual memegang control sehingga menekan harga menjadi lebih rendah).

Sama seperti harga dapat menembus tingkat dukungan/tahanan ketika harapan berubah, harga dapat juga menembus garis tren ke atas/ke bawah. Gambar di bawah menunjukkan harga menembus garsi tren ke bawah dari MERC sementara investor tidak menharapkan harga menjadi lebih rendah lagi.


Perhatikan dalam gambar diatas bagaimana volume perdagangan meningkat ketika harga menembus garsi tren kebawah. Volume perdagangan yang tinggi adalah konfirmasi penting bahwa tren yang lalu tidak berlaku.

Sama seperti yang terjadi pada penembusan tingkat dukungan/tahanan “trader remorse” dapat terjadi setelah penembusan garsi tren(gambar dibawah)


Disini, volume perdangan juga menjadi kunci untuk memperhitungkan seberapa kuatpenembusan tren tersebut. Dalam contoh diatas, volume perdagangan meningkat ketika tren ditembus dan menurun ketika sebagian kecil pembeli berusaha menggeser harga kembali di atas garis tren.

Tahanan berubah menjadi dukungan

Jika tingkat tahanan berhasil ditembus,tingkat tersebut berubah menjadi tingkat dukungan. Secara mirip, jika tingkat dukungan berhasil ditembus,tingkat tersebut berubah menjadi tingkat tahanan.
Sebuah contoh dari tingkat tahan berubah menjadi dukungan ditunjukkan dalam gambar dibawah.



Ketika harga menembus di atas tingkat tahanan $45.00,tingkat $45.00 berubah menjadi tingkat dukungan yang baru. Ini terjadi karena “generasi baru” dari pembeli yang tidakmembli ketika harga kurang dari $45.00(mungkin karena mereka tidak mempunyai harapan yang bullish saat itu), sekarang menunggu-nunggu untuk membeli jika harga kembali mendekati tingkat $45.00

Hal yang sama terjadi jika harga jatuh di bawah tingkat dukungan, tingkat tersebut sering berubah menjadi tingkat tahanan yang baru dimana harga sulit menembusya. Ketika harga mendekati tingkat dukungan yang lalu,investor menjual karena investor tidak mengaharapkan harga dapat naik lebih tinggi.







Resistance becomes support
When a resistance level is successfully penetrated, that level becomes a support level. Similarly, when a support level is successfully penetrated, that level becomes a resistance level.
An example of resistance changing to support is shown in Figure 17. When prices broke above the resistance level of $45.00, the level of $45.00 became the new support level.
This is because a new "generation" of bulls who didn't buy when prices were less than $45 (they didn't have bullish expectations then) are now anxious to buy anytime prices return near the $45 level.



Similarly, when prices drop below a support level, that level often becomes a resistance level that prices have a difficult time penetrating. When prices approach the previous support level, investors seek to limit their losses by selling (see Figure 18).

Koreksi harga (trader’s remorse)

Setelah breakout tingkatdukungan/tahanan, pada umumnya terjadi bahwa investor selanjutnya mempertanyakan tingkat harga yang baru tersebut. Sebagai contoh, setelah breakout di atas tingkat tahanan,pembeli dan penjual selanjutnya mempertanyakan validasi dari harga yang baru tersebut dan sebagian penjual mungkin memutuskan untuk menjual. Aksi ini menciptakan fenomena yang disebut dengan “trader remorse” (koreksi harga) dimana harga kembali ke tingkat dukungan tahanan semula.
Perhatikan breakout pada Phillips Morris, bagaimana breakout kemudian diikuit oleh koreksi harga di mana harga kembali ke tingkat tahana semula.
Aksi harga setelah periode “trader remorse” adalah sangat penting. Satu dari dua hal dapat terjadi setelah periode ini. Jika consensus menyatakan bahwa harga yang baru tidak mempunayi dasaratau jaminan, harga akan bergerak kembali ke tingkat semula. Jika consensus menyatakan bahwa harga yang baru mempunyai dasar, investor akan menerima harga tersebut, sehingga harga kemudian terus bergerak searah ke arah breakout.


Jika setelah periode “trader remorse”,consensus menyatakan bahwa harga yang baru yang lebih tinggi ternyata tidak mempunyai dasar,maka akan tercipta “bull trap”(atau “false breakout”). Seperti gambar di bawah, harga menembus tingkat tahanan di titik $67.50 (menarik kesimpulan pembeli yang mengharapkan harga akan bergerak naik), tetapi kemudian harga jatuh kembali ke bawah tingkat tahanan menginggalkan kumpulan pembeli tersebut memegang sekuritas yang harganya terlalu tinggi.



Hal sama terjadi, jika setelah periode “trader remorse” consensus menyatakan bahwa harga yang baru yang rendah ternyata tidak mempunyai dasar,maka akan tercipta “bear trap”.
Harga jatuh di bawah tingkat dukungan (menrik sekumpulan penjual yang mengharapkan harga akan bergerak turun), tetapi kemudian harga naik kembali ke atas tingkat dukungan meninggalkan kumpulan penjual tersebut keluar dari pasar.



Hal lain yang dapat terjadi setelah periode “trader remorse” adalah harapan investor mungkin berubah yang menyebabkan harga baru diterima. Dalam kasus ini, harga akan terus bergerak searah dengan arah breakout (yaiut naik jika breakout terjdi padatingkat tahanan atau turun jika breakout terjadi paa tingkat dukungan).



Cara terbaik untuk memperhitungkan harapan investor ketika breakout terjadi adalah dengan melihat volume perdangan yang ada. Jika harga menembus tingkat dukungan/tahanan dengan volume perdagangan yang rendah, ini menunjukkan bahwa harapan yang baru akan berlaku (dengan kata lain, hanya minoritas investor yang menyesal). Sebaliknya jika breakout terjadi pada volume perdagangan yang rendah dan periode “trader remorse” pada volume poerdagangan yang tinggi, ini menunjukkan bahwa mayoritas investor tidak menyukai harga yang baru tersebut.





Traders' remorse
Following the penetration of a support/resistance level, it is common for traders to question the new price levels. For example, after a breakout above a resistance level, buyers and sellers may both question the validity of the new price and may decide to sell. This creates a phenomena I refer to as "traders' remorse" where prices return to a support/resistance level following a price breakout.
Consider the breakout of Phillip Morris in Figure 13. Note how the breakout was followed by a correction in the price where prices returned to the resistance level.


The price action following this remorseful period is crucial. One of two things can happen. Either the consensus of expectations will be that the new price is not warranted, in which case prices will move back to their previous level; or investors will accept the new price, in which case prices will continue to move in the direction of the penetration.
If, following traders' remorse, the consensus of expectations is that a new higher price is not warranted, a classic "bull trap" (or "false breakout") is created. As shown in the Figure 14, prices penetrated the resistance level at $67.50 (luring in a herd of bulls who expected prices to move higher), and then prices dropped back to below the resistance level leaving the bulls holding overpriced stock.



Similar sentiment creates a bear trap. Prices drop below a support level long enough to get the bears to sell (or sell short) and then bounce back above the support level leaving the bears out of the market (see Figure 15).



The other thing that can happen following traders' remorse is that investors expectations may change causing the new price to be accepted. In this case, prices will continue to move in the direction of the penetration (i.e., up if a resistance level was penetrated or down if a support level was penetrated). [See Figure 16.]

A good way to quantify expectations following a breakout is with the volume associated with the price breakout. If prices break through the support/resistance level with a large increase in volume and the traders' remorse period is on relatively low volume, it implies that the new expectations will rule (a minority of investors are remorseful). Conversely, if the breakout is on moderate volume and the "remorseful" period is on increased volume, it implies that very few investor expectations have changed and a return to the original expectations (i.e., original prices) is warranted.