Koreksi harga (traders’ remorse)

Moving averages often demonstrate traders' remorse. As shown in below, it is very common for a security to penetrate its long-term moving average, and then return to its average before continuing on its way.





Moving average sering menampilkan “traders’ remorse”. Seperti ditunjukkan dalam gambar bawah. Pada umumnya sebuah sekuritas menembus moving average jangka panjangnya, kemudian kembali ke harga rata-rata sebelumnya, kemudian kembali lagi meneruskan tren barunya.


Anda dapat juga menggunakan moving average untuk memuluskan data yang eratik. Grafik dalam gambar bawah menunjukkan saham yang membuat harga tertinggi baru (bagian atas) dan moving average untuk 10 minggu (bagian bawah). Perhatikan bagaimana moving average dapat memuluskan data yang eratik dan memudahkan Anda melihat tren sesungguhnya.

Keuntungan dari moving average

Merits
The merit of this type of moving average system (i.e., buying and selling when prices penetrate their moving average) is that you will always be on the "right" side of the market--prices cannot rise very much without the price rising above its average price. The disadvantage is that you will always buy and sell late. If the trend doesn't last for a significant period of time, typically twice the length of the moving average, you'll lose money.





Keuntungan dari moving average (yaitu, membeli dan menjual ketika harga menembus moving average). Adalah Anda akan selalu berada pada posisi yang “benar“ dalam pasar(karena harga tidak dapat naik terlalu jauh tanpa naik diatas harga rata-ratanya). Sebaliknya, kerugian dari moving average adalah Anda selalu membeli dan menjual pada saat terlambat. Jika tren tidak berlangsung dalam periode yang cukup lama, yaitu minimum dua kail panjang moving average, Anda akan kehilangan uang. Ini ditunjukkan dalam ambar dibawah, Anda memutuskan untuk menjual, tetapi dalam periode yang singkat harga bergerak naik ke atas.

Jangka waktu dalam moving average

Time periods in moving averages
"Buy" arrows were drawn on the chart in Figure 24 when Aflac's price rose above its 200-day moving average; "sell" arrows were drawn when Aflac's price fell below its 200-day moving average. (To simplify the chart, I did not label the brief periods where Aflac crossed its moving average for only a few days.)





Anak panah “Buy” (beli) ditunukkan dalam garfik dibawah ketika harga AFLAC naik di atas moving average untuk 200 hari-nya; anak panah “Sell”(jual) ditunukkan ketika harga turun di bawah moving average untuk 200 hari-nya.



Tren jangka panjang umumnya menggunakan moving average untuk 200 hari. Anda dapat menggunakan program computer untuk menghitung jumlah optimum darti jangka waktu yang bakal Anda gunakan. Dengan mengabaikan biaya komisi(biaya broker), keuntungan yang lebih tinggi dapat ditemukan dengan menggunakan moving average yang lebih pendek.

MOVING AVERAGE

Moving Averages
Moving averages are one of the oldest and most popular technical analysis tools. This chapter describes the basic calculation and interpretation of moving averages.
A moving average is the average price of a security at a given time. When calculating a moving average, you specify the time span to calculate the average price (e.g., 25 days).





Moving average adalah satu dari alat-alat dalam analisa teknikal yang paling tua dan paling popular. Bagian ini menjelaskan perhitungan dasar dan penjelasan dari moving average.
Moving average adalah harga rata-rata dari suatu securitas pada suatu saat. Untuk mengitung moving average, Anda menentukan jangka waktu untuk menghitung harga rata-rata (misal 25 hari).
Moving average “sederhana” dihitung dengan menjumlahkan harga-harga sekuritas untuk jangka waktu n terakhir dan membaginya dengan n. Sebagai contoh, menjumlahkan harga-harga penutup untuk jangka waktu 25 hari terakhir dan membaginya dengan 25. Hasil adalah harga rata-rata 25 hari terakhir. Perhitungan ini dilakukan untuk setiap periode waktu dalam grafik.
Perhatikan bawah moving average tidak dapat dihitung sampai Anda mempunyai data untuk jangka waktu n. Sebagai contoh Anda tidak dapat menghitung moving average untuk 25hari. Sampai Anda mempunyai data untuk jangka waktu 25hari.
Gambar dibawah menunjukkan moving average untuk 25 hari (denagn menggunakan harga penutup).


Karena moving average dalam grafik ini adalah harga rata-rata sekuritas untuk 25 hari, ini mencerminkan consensus harapan investor selama 25 hari terakhir. Jika harga sekuritas pada suatu saat lebih tinggi dari moving average-nya, ini berarti harapan investor pada saat tersebut lebih tinggi dari harapan mereka rata-rata selama 25hari terakhir(artinya, investor bersikap lebih bullish pada sekuritas tersebut). Sebaliknya,jika harga sekurita pada suatu saat lebih rendah dari moving average-nya,ini menjukkan harapan investor pada saat tersebut lebih rendah dari harapan mereka rata-rata selama 25hari terakhir (artinya, investor bersikap lebih bearish pada sekuritas tersebut).
Moving average berguna untuk mengamati perubahan harga. Investor umumnya membeli ketika harga sekuritas naik di atas moving average-nya dan menjual ketika harga turun di bawah moving average-nya.

KECENDERUNGAN/TREN

Trends
In the preceding section, we saw how support and resistance levels can be penetrated by a change in investor expectations (which results in shifts of the supply/demand lines). This type of a change is often abrupt and "news based."
In this section, we'll review "trends." A trend represents a consistent change in prices (i.e., a change in investor expectations). Trends differ from support/resistance levels in that trends represent change, whereas support/resistance levels represent barriers to change.





Tren
Dalam bagian yang lalu,kita melihat bagaimana tingkat dukungan/tahanan dapatdit4embus oleh perubahan harapan investor(yang menyebabkan pergeseran garis supply/demand). Perubahan seperti ini sering terjadi secara cepat dan “news base” (setelah tingkat dukungan/tahanan mencerminkan halangan terhadap perubahan.
Seperti gambar di bawah, tren ke atas didefinisikan oleh harga terendah yang lebih tinggi yang terjadi secara berurutan. Tren ke atas dapat dilihat sebagai tingkat dukungan yang meningkat (para pembeli memegang control sehingga menekan harga menjadi lebih tinggi).





Gambar diatas menunjukkan tren kebawah. Tren ke bawah didefinisikan oleh harga tertinggi yang terjadi secara berurutan. Tren ke bawah dapat dilihat sebagai tingkat tahanan yang menurun (para penjual memegang control sehingga menekan harga menjadi lebih rendah).

Sama seperti harga dapat menembus tingkat dukungan/tahanan ketika harapan berubah, harga dapat juga menembus garis tren ke atas/ke bawah. Gambar di bawah menunjukkan harga menembus garsi tren ke bawah dari MERC sementara investor tidak menharapkan harga menjadi lebih rendah lagi.


Perhatikan dalam gambar diatas bagaimana volume perdagangan meningkat ketika harga menembus garsi tren kebawah. Volume perdagangan yang tinggi adalah konfirmasi penting bahwa tren yang lalu tidak berlaku.

Sama seperti yang terjadi pada penembusan tingkat dukungan/tahanan “trader remorse” dapat terjadi setelah penembusan garsi tren(gambar dibawah)


Disini, volume perdangan juga menjadi kunci untuk memperhitungkan seberapa kuatpenembusan tren tersebut. Dalam contoh diatas, volume perdagangan meningkat ketika tren ditembus dan menurun ketika sebagian kecil pembeli berusaha menggeser harga kembali di atas garis tren.

Tahanan berubah menjadi dukungan

Jika tingkat tahanan berhasil ditembus,tingkat tersebut berubah menjadi tingkat dukungan. Secara mirip, jika tingkat dukungan berhasil ditembus,tingkat tersebut berubah menjadi tingkat tahanan.
Sebuah contoh dari tingkat tahan berubah menjadi dukungan ditunjukkan dalam gambar dibawah.



Ketika harga menembus di atas tingkat tahanan $45.00,tingkat $45.00 berubah menjadi tingkat dukungan yang baru. Ini terjadi karena “generasi baru” dari pembeli yang tidakmembli ketika harga kurang dari $45.00(mungkin karena mereka tidak mempunyai harapan yang bullish saat itu), sekarang menunggu-nunggu untuk membeli jika harga kembali mendekati tingkat $45.00

Hal yang sama terjadi jika harga jatuh di bawah tingkat dukungan, tingkat tersebut sering berubah menjadi tingkat tahanan yang baru dimana harga sulit menembusya. Ketika harga mendekati tingkat dukungan yang lalu,investor menjual karena investor tidak mengaharapkan harga dapat naik lebih tinggi.







Resistance becomes support
When a resistance level is successfully penetrated, that level becomes a support level. Similarly, when a support level is successfully penetrated, that level becomes a resistance level.
An example of resistance changing to support is shown in Figure 17. When prices broke above the resistance level of $45.00, the level of $45.00 became the new support level.
This is because a new "generation" of bulls who didn't buy when prices were less than $45 (they didn't have bullish expectations then) are now anxious to buy anytime prices return near the $45 level.



Similarly, when prices drop below a support level, that level often becomes a resistance level that prices have a difficult time penetrating. When prices approach the previous support level, investors seek to limit their losses by selling (see Figure 18).

Koreksi harga (trader’s remorse)

Setelah breakout tingkatdukungan/tahanan, pada umumnya terjadi bahwa investor selanjutnya mempertanyakan tingkat harga yang baru tersebut. Sebagai contoh, setelah breakout di atas tingkat tahanan,pembeli dan penjual selanjutnya mempertanyakan validasi dari harga yang baru tersebut dan sebagian penjual mungkin memutuskan untuk menjual. Aksi ini menciptakan fenomena yang disebut dengan “trader remorse” (koreksi harga) dimana harga kembali ke tingkat dukungan tahanan semula.
Perhatikan breakout pada Phillips Morris, bagaimana breakout kemudian diikuit oleh koreksi harga di mana harga kembali ke tingkat tahana semula.
Aksi harga setelah periode “trader remorse” adalah sangat penting. Satu dari dua hal dapat terjadi setelah periode ini. Jika consensus menyatakan bahwa harga yang baru tidak mempunayi dasaratau jaminan, harga akan bergerak kembali ke tingkat semula. Jika consensus menyatakan bahwa harga yang baru mempunyai dasar, investor akan menerima harga tersebut, sehingga harga kemudian terus bergerak searah ke arah breakout.


Jika setelah periode “trader remorse”,consensus menyatakan bahwa harga yang baru yang lebih tinggi ternyata tidak mempunyai dasar,maka akan tercipta “bull trap”(atau “false breakout”). Seperti gambar di bawah, harga menembus tingkat tahanan di titik $67.50 (menarik kesimpulan pembeli yang mengharapkan harga akan bergerak naik), tetapi kemudian harga jatuh kembali ke bawah tingkat tahanan menginggalkan kumpulan pembeli tersebut memegang sekuritas yang harganya terlalu tinggi.



Hal sama terjadi, jika setelah periode “trader remorse” consensus menyatakan bahwa harga yang baru yang rendah ternyata tidak mempunyai dasar,maka akan tercipta “bear trap”.
Harga jatuh di bawah tingkat dukungan (menrik sekumpulan penjual yang mengharapkan harga akan bergerak turun), tetapi kemudian harga naik kembali ke atas tingkat dukungan meninggalkan kumpulan penjual tersebut keluar dari pasar.



Hal lain yang dapat terjadi setelah periode “trader remorse” adalah harapan investor mungkin berubah yang menyebabkan harga baru diterima. Dalam kasus ini, harga akan terus bergerak searah dengan arah breakout (yaiut naik jika breakout terjdi padatingkat tahanan atau turun jika breakout terjadi paa tingkat dukungan).



Cara terbaik untuk memperhitungkan harapan investor ketika breakout terjadi adalah dengan melihat volume perdangan yang ada. Jika harga menembus tingkat dukungan/tahanan dengan volume perdagangan yang rendah, ini menunjukkan bahwa harapan yang baru akan berlaku (dengan kata lain, hanya minoritas investor yang menyesal). Sebaliknya jika breakout terjadi pada volume perdagangan yang rendah dan periode “trader remorse” pada volume poerdagangan yang tinggi, ini menunjukkan bahwa mayoritas investor tidak menyukai harga yang baru tersebut.





Traders' remorse
Following the penetration of a support/resistance level, it is common for traders to question the new price levels. For example, after a breakout above a resistance level, buyers and sellers may both question the validity of the new price and may decide to sell. This creates a phenomena I refer to as "traders' remorse" where prices return to a support/resistance level following a price breakout.
Consider the breakout of Phillip Morris in Figure 13. Note how the breakout was followed by a correction in the price where prices returned to the resistance level.


The price action following this remorseful period is crucial. One of two things can happen. Either the consensus of expectations will be that the new price is not warranted, in which case prices will move back to their previous level; or investors will accept the new price, in which case prices will continue to move in the direction of the penetration.
If, following traders' remorse, the consensus of expectations is that a new higher price is not warranted, a classic "bull trap" (or "false breakout") is created. As shown in the Figure 14, prices penetrated the resistance level at $67.50 (luring in a herd of bulls who expected prices to move higher), and then prices dropped back to below the resistance level leaving the bulls holding overpriced stock.



Similar sentiment creates a bear trap. Prices drop below a support level long enough to get the bears to sell (or sell short) and then bounce back above the support level leaving the bears out of the market (see Figure 15).



The other thing that can happen following traders' remorse is that investors expectations may change causing the new price to be accepted. In this case, prices will continue to move in the direction of the penetration (i.e., up if a resistance level was penetrated or down if a support level was penetrated). [See Figure 16.]

A good way to quantify expectations following a breakout is with the volume associated with the price breakout. If prices break through the support/resistance level with a large increase in volume and the traders' remorse period is on relatively low volume, it implies that the new expectations will rule (a minority of investors are remorseful). Conversely, if the breakout is on moderate volume and the "remorseful" period is on increased volume, it implies that very few investor expectations have changed and a return to the original expectations (i.e., original prices) is warranted.

Penawaran & permintaan (Supply & Demand)

Tidak ada misterius dalam dukungan dan tahanan, ini sesungguhnya adalah hukum “supply (panawaran) & “demand”(permintaan) yang klasik. Ingat pelajaran ekonomi dasar, garis supply/demand menunjukkan bagaimana tingkat supply/demand sebuah sekuritas.
Garis supply menunjukkan jumlah sekuritas dimana pembeli bersedia menjual pada suatu harga. Ketika harga naik, jumlah penjual juga naik akrena ada lebih banyak penjual yang bersedia menjual pada harga yang lebih tinggi.
Garis demand menunjukkan jumlah sekuritas di mana pembeli bersedia membeli pada suatu harga. Ketika harga naik, jumlah pemebli turun karena ada lebih sedikit pembeli yang bersedia membeli pada harga yang lebih tinggi.
Pada suatu harga, grafik supply/demand, menunjukkan berapa berapa banyak pembeli dan penjual yang ada. Sebagai contoh, grafik berikut ini menunjukkan bahwa pada harga 42.5 ada 10pembeli dan 25 penjual.
Dukungan terjadi ketika supply menyentuh sisi kiri dari grafik (yaitu 27,5 pada grafik di atas). Harga tidak dapat jatuh di bawah titik ini,karena tidak ada penjual yang bersedia menjual pada harga yang lebih rendah dari harga ini. Tahanan terjadi ketika garsi demand menyentuh sisi kiri dari grafik (taiut 47,5). Harga tidak dapat naik diatas ini, karena tidak ada pembeli yang bersedia membeli pada harga ynag lebih tinggi dari harga ini.]
Dalam pasar bebas, garis supply/demand selalu berubah setiap saat. Jika harapan investor berubah, garis supply/deman juga berubah. Breakout di bawah tingkat dukungan adalah tanda perubhan ke bawah pada garis supply karena ada lebih banyak penjual yang bersedai menjaul pada harga yang lebih rendah.
Dasar dari sebagian besar alat-alat dalam analisis teknis berasal dari konsep supply&demand.Grafik harga sekuritas memberi kita pemandangan yang luas biasa dari aksi atau gerakan harga sekuritas.





Supply and demand
There is nothing mysterious about support and resistance--it is classic supply and demand. Remembering "Econ 101" class, supply/demand lines show what the supply and demand will be at a given price.
The "supply" line shows the quantity (i.e., the number of shares) that sellers are willing to supply at a given price. When prices increase, the quantity of sellers also increases as more investors are willing to sell at these higher prices.
The "demand" line shows the number of shares that buyers are willing to buy at a given price. When prices increase, the quantity of buyers decreases as fewer investors are willing to buy at higher prices.
At any given price, a supply/demand chart (see Figure 12) shows how many buyers and sellers there are. For example, the following chart shows that, at the price of 42-1/2, there will be 10 buyers and 25 sellers.

Dukungan & Tahanan

Harga sekuritas adalah hasil pertempuran antara bull(banteng/pembeli) dan bear (beruang/penjual). Kegiatan “bullish” aktif pembeli menekan harga menjadi lebih tinggi dan kegiatan “bearish” aktif penjual menekan harga menjadi lebih rendah. Arah gerakan harga mencerminakn siapa yang memenangkan pertempuran.
Dengan menggunakan penggambaran tersebut, perhatikanlah gerakan harga dari Phillip Morris dalam gbr. Dalam periode yang ditampilkan, perhatikan bagaimana setiap kali harga turun ke tingkat $45.50,pembeli mengambil control sehingga mencegah harga turun lebih jauh. Ini berarti bahwa pada harga $45.50, memutuskan bahwa investasi pada Phillips Morris masih menguntungkan (sehingga penjual tidak berseia menjual kurang dari harga $45.50). Aksi harga ini dikatakan sebagai “support” (dukungan), karena pembeli mendukung harga pada tingkat $45.50.


Sama seperti dukungan tingkat “resistence”(tahanan) adalah tingkat dimana penjual mengambil control sehingga mencegah harga naik lebih jauh, perhatikan gmbr. Perhatikan bagaimana setiap kali harga mendekati tingkat $51.50, jumlah penjual mengalahkan jumlah pembeli sehingga mencegah harga naik lebih jauh.
Harga di mana peragangan terjadi adalah harga di mana penjual dan pembeli mencapai consensus atau persetujuan untuk melakukan jual-beli. Harga mencerminkan consensus harapan penjual dan pembeli. Pembeli mempunyai harapan bahwa harga akan bergerak lebih tinggi, sedang penjual mempunyai harapan bahwa harga akan bergerak lebih rendah.


Tetapi harapan investor berubah sejalan dengan berubahnya waktu. Selama hamper satu decade, investor jangka tidak mengharapkan Dow Industrials naik di atas 100 (gbr). Tetapi beberapa tahun kemudian, investor bersedia melakukan perdagangan dengan Dow Industrials mendekatin 2500.


Ketika harapan investor berubah, perubahan seing terjadi secara cepat. Perhatikan perubahan harga yang melejit naik di atas tingkat tahanan pada Hasbro Inc, dalam gbr 9, perubahan harga terjadi secara sangat cepat. Perhatikan juga, “breakout” (penembusan harga di atas tingkat tahanan) dibarengi dengan kenaikkan volume perdangan yang sangat besar pula.


Setelah investor menerima perdagangan di atas harga $20.00,- ada lebih banyak lagi investor yang bersedia membelinya di tingkat lebih tinggi (menyebabkan harga dan volume perdangan meningkat). Secara mirip, penjual yang sebelumnya menjual ketika harga mendekati tingkat $20.00, sekarang mengharapkan harga bergerak lebih tinggi sehingga tidak bersedia lagi menjual pada tingkat $20.00,-
Pembentukan tingkat dukungan dan tingkat tahanan paling mudah diamati dalam grafik harga. Breakout tingkat dukungan atau tingkat tahanan dapat ditimbulkan oleh perubahan fundamental yang berada diatas atau dibawah harapa investor, misalnya perubahan future earnings, perubahan susunan manajemen, perubahan kompetisi pasar dan lain sebagainya atau dapat ditimbulkan oleh self-fulfilling prophecy (harapan yang menjelma menjadi kenyataan;misalnya investor membeli saat harga bergerak naik, maka aksi ini akan menrong harga bergerak naik lebih tinggi lagi).
Gambar dibawah menunjukkan breakout yang disebabkan oleh factor fundamental. Breakout terjadi setelah Snapple mengeluarkan laporan pendapatan yang lebih tinggi dari yang diharapkan. Bagaimana kita mengetahui bahwa laporan pendapatan tersebut lebih tinggi dari yang diharapkan? Karena setelah laporan tersebut dikeluarkan, efeknya mampu menggerakna harga menjadi lebih tinggi.

Penyebab yang lain dari breakout tingkat dukungan atau tingkat tahanan adalah emosi. Sebagai contoh DJIA menemukan kesulitan merubah harapan investor ketika mendekati tingkat 3000







Support and Resistance
Think of security prices as the result of a head-to-head battle between a bull (the buyer) and a bear (the seller). The bulls push prices higher and the bears push prices lower. The direction prices actually move reveals who is winning the battle.
Using this analogy, consider the price action of Phillip Morris in Figure 6. During the period shown, note how each time prices fell to the $45.50 level, the bulls (i.e., the buyers) took control and prevented prices from falling further. That means that at the price of $45.50, buyers felt that investing in Phillip Morris was worthwhile (and sellers were not willing to sell for less than $45.50). This type of price action is referred to as support, because buyers are supporting the price of $45.50.

Similar to support, a "resistance" level is the point at which sellers take control of prices and prevent them from rising higher. Consider Figure 7. Note how each time prices neared the level of $51.50, sellers outnumbered buyers and prevented the price from rising.
The price at which a trade takes place is the price at which a bull and bear agree to do business. It represents the consensus of their expectations. The bulls think prices will move higher and the bears think prices will move lower.
Support levels indicate the price where the majority of investors believe that prices will move higher, and resistance levels indicate the price at which a majority of investors feel prices will move lower.


But investor expectations change with time! For a long time investors did not expect the Dow Industrials to rise above 1,000 (as shown by the heavy resistance at 1,000 in Figure 8). Yet only a few years later, investors were willing to trade with the Dow near 2,500.

When investor expectations change, they often do so abruptly. Note how when prices rose above the resistance level of Hasbro Inc. in Figure 9, they did so decisively. Note too, that the breakout above the resistance level was accompanied with a significant increase in volume.

Once investors accepted that Hasbro could trade above $20.00, more investors were willing to buy it at higher levels (causing both prices and volume to increase). Similarly, sellers who would previously have sold when prices approached $20.00 also began to expect prices to move higher and were no longer willing to sell.
The development of support and resistance levels is probably the most noticeable and reoccurring event on price charts. The penetration of support/resistance levels can be triggered by fundamental changes that are above or below investor expectations (e.g., changes in earnings, management, competition, etc) or by self-fulfilling prophecy ( investors buy as they see prices rise). The cause is not as significant as the effect--new expectations lead to new price levels.
Figure 10 shows a breakout caused by fundamental factors. The breakout occurred when Snapple released a higher than expected earnings report. How do we know it was higher than expectations? By the resulting change in prices following the report!

Other support/resistance levels are more emotional. For example, the DJIA had a tough time changing investor expectations when it neared 3,000 (see Figure 11).

Grafik

Dasar dari analisa teknikal adalah chart(grafik). Dalam kasus ini grafik mewakili seribu kata.


Line chart

Line chart (grafik garis) adalah jenis grafik yang paling sederhana. Seperti gambar 2 yaitu grafik General Motors, titik-titik dalam garis mencerminakan harga penutup sekuritas pada suatu hari. Tanggal ditampilkan di bagian bawah dan harga ditampilkan dibagian samping.


Bar Chart
Bar Chart (grafik batang) menampilkan harga pembukaan (jika tersedia), harga tertinggi, harga terendah dan harga penutupan sekuritas pada suatu hari. Bar chart adalah jenis grafik yang paling popular.
Seperti ditunjukkan dalam bar chart dalam gambar 3, bagian paling atas dari setiap batang vertical mencerminkan harga tertinggi untuk suatu periode, dan bagian paling bawah mencerminkan harga terendah untuk perdioe tersebut. “Tick” penutup ditampilkan disebelah knan untuk menunjukkan harga penutup untuk suatu periode tersebut. Jika harga pembuka tersedia, ini ditunjukkan oleh “tick” disebelah kiri.




Volume bar chart
Volume bar chart (grafik batang volume) umumnya ditampilkan sebagai grafik batang di bagian bawah dari bar chart(gbr 4). Sebagian besar analisa hanya memperhatikan tingkat relative volume perdagangan, karena itu skala volume sering tidak ditampilkan.


Jenis-jenis grafik yang lain
Gerakan harga sekuritat dapat juga ditampilkan dengan menggunakan jenis-jenis grafik yang lain,misalnya candlestick, equivolume,point & figure dan lainnya.




Wouldn't you love to be a business owner without ever having to show up at work? Imagine if you could sit back, watch your company grow, and collect the dividend checks as the money rolls in! This situation might sound like a pipe dream, but it's closer to reality than you might think.

As you've probably guessed, we're talking about owning stocks. This fabulous category of financial instruments is, without a doubt, one of the greatest tools ever invented for building wealth. Stocks are a part, if not the cornerstone, of nearly any investment portfolio. When you start on your road to financial freedom, you need to have a solid understanding of stocks and how they trade on the stock market.

Over the last few decades, the average person's interest in the stock market has grown exponentially. What was once a toy of the rich has now turned into the vehicle of choice for growing wealth. This demand coupled with advances in trading technology has opened up the markets so that nowadays nearly anybody can own stocks.

Despite their popularity, however, most people don't fully understand stocks. Much is learned from conversations around the water cooler with others who also don't know what they're talking about. Chances are you've already heard people say things like, "Bob's cousin made a killing in XYZ company, and now he's got another hot tip..." or "Watch out with stocks--you can lose your shirt in a matter of days!" So much of this misinformation is based on a get-rich-quick mentality, which was especially prevalent during the amazing dotcom market in the late '90s. People thought that stocks were the magic answer to instant wealth with no risk. The ensuing dotcom crash proved that this is not the case. Stocks can (and do) create massive amounts of wealth, but they aren't without risks. The only solution to this is education. The key to protecting yourself in the stock market is to understand where you are putting your money.

Elemen-elemen harga

Analisa teknikal didasarkan sepenuhnya pada analisa harga dan volume. Elemen-eleme yang mendefinisikan harga dan volume dijelaskan dibawah ini

Open
Open adalah hagra pembuka atau harga perdagangan pertama untuk suatu periode (misalnya, harga perdagangan pertama hari ini). Ketika kita melakukan analisa harian, open khususnya penting karena ini adalah harga konsensus setelah semua partisipan melampaui satu malam bersamanya.

High
High adalah harga tertinggi atau harga perdagangan tertinggi untuk suatu periode. Ini adalah titik dimana ada lebih banyak penjual daripada pembeli(artinya, selalu ada penjual yang bersedia menjual pada harga yang lebih tinggi). High juga mencerminkan harga tertinggi dimana pembeli bersedia membayar.

Low
Low adalah harga terendah atau harga perdagangan terrendah untuk suatu periode. Ini adalah titik dimana ada lebih banyak pembeli daripada penjual (artinya, selalu ada pembeli yang bersedia membeli pada harga yang lebih rendah). Low juga mencerminkan harga terendah dimana penjual bersedia menerima.

Close
Close adalah harga penutupan atau harga perdagangan terakhir untuk suatu periode. Karena ketersediaanya, close adalah harga yang paling sering digunakan untuk analisa. Hubungan antara Open, dan Close dianggap cukup penting oleh sebagian besar pemakai analisa teknikal. Hubungan ini ditekankan dalam candlestick chart(grafik candlestick).

Volume
Volume adalah jumlah saham (atau kontrak) yang diperdagangkan untuk suatu periode. Hubungan antara harga dan volume (misalnya, kenaikkan harga dikikuti dengan kenaikkan volume perdagangan) adalah sangat penting.

Bid
Bida adalah harga dimana pembeli bersedia membayar untuk suatu saham

Ask/offer
Ask/offer adalah harga dimana penjual bersedia menerima untuk suatu saham.

Elemen-eleman ini digunakan untuk menciptakan alat-alat yang berfungsi untuk mempelajari gerakkan harga, tren,. pola dan lain sebagainya.





Wouldn't you love to be a business owner without ever having to show up at work? Imagine if you could sit back, watch your company grow, and collect the dividend checks as the money rolls in! This situation might sound like a pipe dream, but it's closer to reality than you might think.

As you've probably guessed, we're talking about owning stocks. This fabulous category of financial instruments is, without a doubt, one of the greatest tools ever invented for building wealth. Stocks are a part, if not the cornerstone, of nearly any investment portfolio. When you start on your road to financial freedom, you need to have a solid understanding of stocks and how they trade on the stock market.

Over the last few decades, the average person's interest in the stock market has grown exponentially. What was once a toy of the rich has now turned into the vehicle of choice for growing wealth. This demand coupled with advances in trading technology has opened up the markets so that nowadays nearly anybody can own stocks.

Despite their popularity, however, most people don't fully understand stocks. Much is learned from conversations around the water cooler with others who also don't know what they're talking about. Chances are you've already heard people say things like, "Bob's cousin made a killing in XYZ company, and now he's got another hot tip..." or "Watch out with stocks--you can lose your shirt in a matter of days!" So much of this misinformation is based on a get-rich-quick mentality, which was especially prevalent during the amazing dotcom market in the late '90s. People thought that stocks were the magic answer to instant wealth with no risk. The ensuing dotcom crash proved that this is not the case. Stocks can (and do) create massive amounts of wealth, but they aren't without risks. The only solution to this is education. The key to protecting yourself in the stock market is to understand where you are putting your money.

Trading terotomasi

Jika kita menerima fakta bahwa emosi dan harapan memamikan peran dalam harga saham, kita semestinya juga menerima bahwa emosi memainkan peran dalam pengambilan keputusan. Banyak investor berusaha menyingkirkan emosi dan investasi dengan mengunakan program computer untuk membuat keputusan investasi
System perdagangan dengan basis system computer dapat membantu kita menyingkirkan emosi dari pengambilan keputusan. Penggunaan computer juga berguna untuk menganalisa apa yang telah terjadi di bawah berbagai kondisi dan membantu kita mengoptimalkan cara perdagangan. Tetapi karena kita menganalisa sunjek yang tidak selalu logis(yaitu emosi dan harapan), kita harus selalu ingat bahwa system mekanis tersebut tidak memperdaya kita bahwa kita menganalisa sunjek yang tidak logis.
Ini tidak untuk mengatakan bahwa system mekanis bukan alat analisa teknis yang bagus, mereka sangat berguna. Program computer analisa teknikal dapat membantu memuluskan lapangan bermain untuk investor pemula. Namun demikian penulis mengingatkan Anda untuk tidak membiarkan program computer memperdaya Anda bahwa pasar selogis dan semudah ditebak seperti program computer yang Anda gunakan menganalisanya.





Wouldn't you love to be a business owner without ever having to show up at work? Imagine if you could sit back, watch your company grow, and collect the dividend checks as the money rolls in! This situation might sound like a pipe dream, but it's closer to reality than you might think. As you've probably guessed, we're talking about owning stocks. This fabulous category of financial instruments is, without a doubt, one of the greatest tools ever invented for building wealth. Stocks are a part, if not the cornerstone, of nearly any investment portfolio. When you start on your road to financial freedom, you need to have a solid understanding of stocks and how they trade on the stock market. Over the last few decades, the average person's interest in the stock market has grown exponentially. What was once a toy of the rich has now turned into the vehicle of choice for growing wealth. This demand coupled with advances in trading technology has opened up the markets so that nowadays nearly anybody can own stocks. Despite their popularity, however, most people don't fully understand stocks. Much is learned from conversations around the water cooler with others who also don't know what they're talking about. Chances are you've already heard people say things like, "Bob's cousin made a killing in XYZ company, and now he's got another hot tip..." or "Watch out with stocks--you can lose your shirt in a matter of days!" So much of this misinformation is based on a get-rich-quick mentality, which was especially prevalent during the amazing dotcom market in the late '90s. People thought that stocks were the magic answer to instant wealth with no risk. The ensuing dotcom crash proved that this is not the case. Stocks can (and do) create massive amounts of wealth, but they aren't without risks. The only solution to this is education. The key to protecting yourself in the stock market is to understand where you are putting your money.